Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau mengulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
BROTHERS-UNTUKMU TEMAN
……………………………………………..
18-23 Januari 2013
Jogja-jember-surabaya-jogja
Sungguh hari-hari yang tak akan pernah kulupa-dan aku berniat
untuk itu. Hari-hari dimana aku akan menyesal jika aku tetap kekeuh berkata
“tidak” waktu itu…………..
Sekitar 2 minggu sebelumnya…..
Kala itu, saya mendapatkan SMS dari ex kabid (ketua bidang) saya
di tim JRMN (Jaringan Rohis Mipa Nasional) HASKA JMF (Himpunan Aktivitas Kajian
Agama Jamaah Mushola Al-Furqon) FMIPA UNY. SMS itu berisikan tentang ajakan
berkunjung ke UNEJ (Universitas Jember). Di SMS itu juga tertera biaya
transportasi 270 ribu. Kontan, saya langsung menolak. Yah, memang saat ini saya
sedang dalam rangka proses menghemat dan ada sesuatu yang ingin saya capai.
Saya pun menyampaikan alasan saya menolak ajakan itu ke kabid saya. Walaupun
tak bisa dipungkiri sebenarnya saya pengen juga kesana sih, tapi………………
Beberapa hari kemudian, SMS tentang ajakan itu kembali bertandang
ke hape saya. Saya cuek saja bacanya. Saya memang sudah berniat tutup mata dan tutup
telinga untuk ajakan ke Jember itu. Hemat yul, hemat yul, hemat. Begitu
kira-kira kata hati saya. Sampai pada suatu siang saat saya berada di suatu
mini market, tiba-tiba hape saya berdering: ada panggilan masuk. Dari siapa?
Dari kabid saya. Sudah saya duga. Pasti mau ngomongin masalah itu. Lah bener
kan.
Kabid : jadi gimana yul? Mau
ikut nggak? Mumpung liburan iniii
Saya : saya kan sudah
bilang enggak. Ongkosnya terlalu mahal.
Kabid : udah murah ituuu
Saya : tapi saya lagi
berhemat
Kabid : kalo gratis mau
nggak?
Hah???
Saya : ya kalo gratis mau
lah
Kabid : yaudah berarti kamu
ikut ya
Saya : loh kok? Ini
beneran?
Kabid : iya
Saya : trus temen-temen
yang lain gratis juga?
Kabid : ya enggak lah, cuma
kamu doang.
Saya : hah????? Wah saya
nggak enak lah kalo Cuma saya doang yang gratis. Trus yang mbeliin saya tiket
siapa? 270 ribu kan nggak sedikit
Kabid : besok naik kereta,
40 ribu. Jadi nggak mau? Yaudah, nanti saya carikan penggantinya
Saya :
eeeeeeeeeeeeeeeehhhhh……… iyaaaaaaaaaaaaaa mauuuuuuuuuuuuuuuuu
Seisi mini
market langsung pada ngeliatin saya.
Tapi malamnya kebimbangan kembali menggelayuti saya. Ciyus nih
saya mau ikut? Masalahnya, nggak enak ngerepotin teman-teman yang lain. Masak
iya mereka urunan (baca: patungan) cuma buat mbeliin saya tiket. Memalukan
sekali. Saya juga kan males-malesan pengen ikutnya. Nggak terlalu antusias
banget kayak biasanya. Saya juga sudah ada rencana liburan di tempat lain.
Nggak ikut juga nggak masalah, nggak bakalan mempengaruhi jalan hidup saya. Lagipula,
kalo ada tiket gratis, kenapa harus saya yang jadi “korban”nya? Yang lain pasti
banyak yang mau kan? Dan ternyata jawabannya seperti ini:
Anak-anak JRMN yang lain pada mudik. Cuma tinggal kamu yang
enggak.
Ohhhhh, jadi
ini status saya sebagai “yang tersisa” rupanya….
Sebenarnya yang dari UNEJ itu pengennya Fitri yang ikut, soalnya
dia sodaranya Fitri.
Makin jleb
lagi….
Saya : Yaudah kenapa nggak
mba Fitri aja?
Kabid : Fitri nggak bisa.
Lagipula kamu kan memang di undang.
Saya : tapi kayaknya saya
nggak jadi ikut aja deh.
Tak terduga, ternyata balasannya berbunyi:
Kamu itu nggak menghargai teman-teman yang sudah urunan buat
beliin kamu tiket ya???!!!!!
Wadauuuuuwww
Dengan pasrah, saya menjawab:
Iya iyaa saya ikut.
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Dan akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. TARAAAAAAAAAAAAAAAA
13 pejuang siap mbolang melakukan perjalanan ke timur. Kalo Kera
Sakti journey to the west, kami journey to the east. So, kami dan kera sakti
“beda”. Okay?
Sebenarnya awalnya ada 14 orang yang akan pergi ke Jember, tapi
ternyata ada 1 orang yang batal ikut di sekitar 1 jam sebelum keberangkatan.
Hmm yasudalah tak apa. Jadilah kami berangkat Jumat pagi ber-13. Eeeeeh, ber 11
ding, yang 2 nyusul berangkat sabtu soalnya jumat pagi beliau-beliau ini ada responsi.
Wah ternyata missed komunikasi. Dikirain berangkat jumat sore. Padahal kan
berangkatnya jumat pagi? Hahaaaa…. Aya-aya wae :D
Pagi itu kami ber-11 berkumpul di belakang masjid Mujahidin UNY.
Dari UNY ber-10. Ikwan (baca: putra) ada 8, akhwat (baca: putri) ada 2. Dan
ketambahan mba-mba UGM 1 orang. Ya bukan mba-mba juga sih, kami kan seangkatan.
Tapi ya tak apa, daripada di panggil mas-mas hayo? wkwkwkwk
Kami pun meluncur ke stasiun Lempuyangan jogja. Karena yang putri
cuma saya saja yang bawa motor, padahal ada 2 orang yang perlu diboncengin,
jadinya harus balik 2 kali UNY-Lempuyangan.
Setelah mengantarkan mba Fitri, saya kembali lagi ke UNY untuk
menjemput mba Reni (mba-mba UGM). Dalam perjalanan penjemputan itu, saya
santai-santai saja di jalan. Menikmati indahnya pagi di kota Jogja teristimewa
sebelum meningglkan jogja untuk beberapa hari. Hiks hiks hiks T_T
Nah, sesampainya di masjid Mujahidin, tinggal ada mba Reni doang.
Saya : loh yang lain mana
mba?
Reni : udah pada berangkat
mbaaaaaa (dengan ekspresi wajah gugup)
Saya : iya po? Udah dari
tadi?
Reni : iyaaaa (makin
gugup)
Saya : lah emangnya ini
jam berapa?
Reni : jam 9 kurang
tigaaaa
Saya : beneran mba???
WAAAAAAAAA keretanya kan berangkat jam 9.15 wadoooooow
Masalah
klasik. Selalu saja begini.
Gas pol. Di jalan benar-benar sudah nggak bisa konsentrasi lagi.
Buyar. Rasanya kok nggak sampai-sampai di stasiun. Ditambah lagi mba Reni yang
saya boncengin menambah kegugupan saya karena berteriak-teriak “ayo mba yuliiii
fighting!!! Fighting!!!!!”---yang mungkin niatnya untuk menyemangati saya, tapi
yang ada malah bikin saya tambah sesak nafas.
Fiuh. Akhirnya sampai juga di stasiun. Dan keretanya belom datang.
Alhamdulillah yah J
Setelah sekitar 2 menit, Logawa, kereta yang kami tumpangi pun
datang. Suaranya bergemuruh menggetarkan kaki kami yang berdiri di samping rel.
Kami pun bersiap-siap naik kereta, mencari gerbong sesuai tiket masing-masing.
Saat kami akan masuk gerbong, kami melakukan yaaah semacam presensi lah. Satu
dua tiga… loh kok cuma ada 10 orang?????? Yang satu orang mana???????? Siapa
yang belom ada disini?????
MAS FERIIIIIIIIIIIIIIII
Bersambung…………